February 05, 2013

Energy

Belakangan ini sisi perempuanku sedikit mendominasi hari hari yang juga banyak diguyur hujan.
Tapi, lucky me alhamdulillah.. Aku sudah paham akan diriku sendiri (trust me, ini nggak mungkin aku ucapkan 3 tahun lalu).
Ketika kondisi mellow seperti ini terjadi, berarti mobil dan kamar mandi akan semakin bersih. Juga blog dan tulisan bertambah beberapa lembar.

Yep. Old habits die hard.
Dalam keadaan seperti ini, anti-social level ku meningkat ke infinity.
Lalu blog terisi kata-kata baru. Buku catatan ada tambahan resume jurnal terbaru. Dan tentu saja, khatam beberapa bacaan.

So, you can't do those things when you're happy?
Emm, mostly not.
Why?
You mean, other than a fact that this is my life and I can do whatever I wanna do I think it's worth it?
Well..

Menurut pendapatku, seringkali emosi atau perasaan yang kita tunjukkan punya kekuatan untuk mempengaruhi orang lain (ada penelitiannya, carilah di perpustakaan google).

Sebab itulah, kemudian aku putuskan bahwa mengambil sikap leren (bahasa jawa, bener nggak tulisannya?) ketika nafsu hormon berkuasa adalah bijaksana. Supaya bisa melihat diriku dan apa yang ku lakukan dari luar diriku (pening). To see the whole big picture of me and my life.
Dan memutuskan untuk keluar bersosialisasi ketika aku bahagia dan penuh dengan energi positif adalah keputusan terbaik (meski bukan mutlak kok, bisa tawar menawar).

Menurut teori yang diciptakan sembarangan oleh otak ku yang kadang susah berhenti berpikir, happiness and positivity are overrated.

Ciyus!

Semua hal di dunia ini akan berjalan baik dalam kadar keseimbangan. 
Menurut prinsip Yin-Yang (jangan salah, kalau Yin-yin itu nama Panda).
Atau teori fisika (seperti teori atom), kimia (kalau masih ingat prinsip molekul dan kestabilan whatsoever) juga biologi (ekosistem, rantai makanan termasuk prinsip hormon dan reproduksi). Tidak ada satu "kekuatan" pun yang mutlak berkuasa atau lebih besar porsinya dari yang lain dalam menciptakan keharmonisan di alam ini.
Ini fakta (waduh, jadi ada kewajiban membuktikan yah?). Gugling aja ya nanti daripada bengong.
Tapi, memang begitu Tuhan menciptakan segala sesuatunya, for sure.

Keseimbangan.

Jadi, bukan salah kalau berpendapat bahwa hidup harus selalu positif (bisa banyak banget keturunannya, red), atau berkeinginan hidup harus selalu bahagia (seperti film Disney yang juga mulai kehilangan ide cerita).

Tapi maaf pemirsa,

It's impossible!

Jadi kembali ke teori semrawut tadi, yang bisa dilakukan oleh seseorang diriku (boleh dicontoh deh, gratis) adalah berusaha tetap PRODUKTIF ketika kondisi-kondisi ini terjadi. Tetap bergerak ketika di posisi energi positif maupun negatif dan menyalurkannya menjadi sesuatu yang bermanfaat (tidak selalu untuk semesta alam, minimal untuk diri sendiri).

Menulis, misalnya. Atau merangkai bunga, apapun yang bisa menjadi penyaluran energi positifmu.
Bahkan, membersihkan kamar mandi dan mencuci mobil seperti belakangan ini ternyata membantu menyalurkan energi negatif menjadi sesuatu yang bermanfaat.

Termasuk tulisan ini, atau beberapa tulisan tentang poligami yang belum berani di posting karena belum lolos sensor lengkap data ilmiahnya.
Anything.
Selama tidak merusak dan membahayakan diri atau orang-orang sekitar kita ya. Apalagi melanggar hukum:)

Anyways...
Postingan ini pun mungkin tidak banyak pengaruhnya bagi alam semesta dan seisinya. Tapi minimal menjadi pengingat bahwa aku pernah punya teori dasar yang semrawut ini dan siapa tahu di saat energi positif sedang memuncak bisa dikembangkan menjadi bahan penelitian seperti beberapa professor di Harvard yang serius sekali membahas psikologi sastra dan linguistik.

Terakhir, bagi yang mengaku sudah "selesai" dengan dirinya (at least menurut standarku lah ya), harus sudah paham limit waktu untuk menyalurkan energi negatif mellow ini. Jangan lama-lama yah, nanti blog nya penuh tapi research nya gak beres-beres hehe...
You will know when its time, when the time comes lah ya..

Baiklah, hujan sudah berhenti. Saatnya menjemur pakaian.
Good night, good people with good heart.

PS: Tulisan ini dibuat untuk seseorang yang selalu mencoba memahamiku. Di saat semua orang mengomentari energi negatifku dengan komentar "galau" dan lemah, tetapi Ia bisa tersenyum dan hanya mengucap satu kata.."I understand."
Dan kalau ada yang berpikir tulisan ini tidak memenuhi syarat publikasi jurnal semrawut, paham-paham lah ya, ini kan bahasa blog. Kalau nak publish journal, mesti la kena edit supervisor dan proof reader
Kantoi!




0 comments: